SAPULANGIT.COM – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria menyoroti perubahan besar yang sedang terjadi dalam lanskap media di era disrupsi digital.
Dia menilai bahwa media besar saat ini sedang mengalami kesulitan, sementara media kecil yang memiliki biaya operasional lebih efisien mampu bertahan.
“Di tengah guncangan ini kelihatannya yang besar-besar yang kesulitan.”
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Jasa Siaran Pers Persriliscom Melayani Publikasi ke Lebih dari 150 Media Online Berbagai Segmentasi
Respons Kepala PCO Hasan Nasbi Soal Pengunduran Dìrinya yang Tak Disetuǰui Presiden Prabowo Subianto
Inilah Alasan Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo Layak Pimpin Presidential Communications Office (PCO)

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tapi media yang kecil yang mungkin biayanya juga cukup efisien mereka bisa bertahan,” kata Nezar di Jakarta, Rabu (3/7/2024)
Nezar menuturkan, di tengah situasi ini, muncul berbagai media baru yang lebih tersegmentasi dan berinteraksi langsung dengan audiens mereka.
Media-media ini mengajak pembaca atau penonton untuk turut berpartisipasi dalam menentukan informasi yang mereka butuhkan.
Baca Juga:
Media Ekonomi dan Bisnis Siap Mempublikasikan Aksi Korporasi dan Kegiatann Seremoni Anda!
Semoga Allah mengisi hari-hari dengan kebahagiaan, dengan keimanan, dengan ketenangan
Menurut dia, di abad ke-21 ini, media telah kehilangan kendali atas audiensnya.
Kini, platform digital dengan algoritma mereka yang menentukan siapa yang membaca atau menonton media tersebut, bukan lagi media itu sendiri.
Nezar menilai dampak dari perubahan ini sangat serius terhadap model bisnis media tradisional.
Ia mengatakan saat ini terjadi penurunan signifikan dalam konsumsi media tradisional seperti televisi dan radio.
Baca Juga:
Tanggapan PWI Pusat Usai Dewan Pers Sebut Hendry Ch Bangun Tak Punya Legal Standing Sebagai Ketum
Prabowo Subianto Perintahkan Menteri dan Wamen Kabinet Merah Putih Perbaiki Komunikasi kepada Publik
Di sisi lain, tren media digital seperti siniar atau podcast mengalami peningkatan pesat.
“Kalau menurut survei tinggal 30 menit orang mendengarkan radio dan yang menonton televisi di bawah dua jam sekarang, itu data 2021.”
“Di 2023 atau 2024 kita enggak tahu kemungkinan besar menurun lagi,” kata dia.
Selain itu, lanjut dia, hadirnya platform digital memunculkan fenomena “homeless media”
Yaitu media yang tidak memiliki situs web sendiri dan hanya menggunakan platform seperti Instagram untuk menyebarkan berita.
Nezar mengatakan bahwa disrupsi digital ini telah memberikan tantangan besar bagi industri komunikasi.
Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memetakan situasi ini dengan tepat dan merumuskan model bisnis yang baru.
Ia mengatakan generasi muda saat ini tidak lagi membaca koran atau menonton televisi, dan generasi mendatang mungkin tidak akan mengenal media tradisional sama sekali.
“Dan itu evolusinya terus berlangsung dan ini kenyataan yang harus kita terima sebagai sebuah keniscayaan perubahan akibat teknologi,” kata Nezar.
Terkait upaya pemerintah dalam mendukung industri media di tengah disrupsi digital, Nezar mengatakan saat ini pihaknya sedang menunggu Revisi Undang-Undang (RUU) tentang Penyiaran yang saat ini sedang digodok oleh DPR.
“Kita kan lagi menunggu revisi UU Penyiaran, ini lagi digodok DPR. Kementerian Kominfo belum menerima drafnya.”
“Nanti kalau sudah diterima kita akan coba pelajari dan akan membicarakan lebih dalam, lebih detail dengan pemangku kepentingan.”
“Baik itu dengan masyarakat sipil maupun pelaku industri,” pungkas dia.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Pangannews.com dan Infoekbis.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hallopresiden.com dan Bogorterkini.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.