JAKARTA – Pagi itu mendung menyelimuti kawasan SCBD, Jakarta.
Di salah satu ruang rapat gedung perkantoran elite, para konsultan komunikasi membedah naskah pernyataan resmi bagi klien sektor energi.
Topiknya sensitif: pengurangan tenaga kerja akibat efisiensi pascapemilu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau salah diksi, kita bisa diseret opini publik,” ujar seorang eksekutif senior dari agensi PR global sambil menatap layar.
Ia tahu benar, pada tahun penuh gejolak seperti 2025, satu narasi keliru bisa mengguncang reputasi perusahaan bertahun-tahun.
Krisis ekonomi, fluktuasi harga energi, dan atmosfer politik yang masih panas pasca-Pemilu Presiden menempatkan industri public relations (PR) pada simpang jalan.
Baca Juga:
Cara Efektif Mengundang Jurnalis Ekonomi Agar Acara Liputan Berhasil
Media Hallo.id Hadirkan Layanan Khusus Galeri Foto Perusahaan
Tak lagi cukup hanya piawai membungkus citra, PR kini dituntut memitigasi opini publik yang kian keras dan polar.
Dari Citra ke Krisis: Perubahan Paradigma Layanan PR
Dalam lanskap normal, industri PR disibukkan kampanye produk, relasi media, dan penguatan merek.
Kini, mereka lebih sering membangun skenario krisis, menjawab serangan media sosial, hingga menavigasi relasi dengan pejabat negara.
Brand voice hari ini tak bisa normatif. Harus relevan, responsif, dan empatik.
Baca Juga:
Mengelola Reputasi dengan Press Release Berbayar yang Tepat dan Efektif
Chikita Meidy Tuding Suami Judi Online, Indra Balik Lapor KDRT
Wina Armada Sukardi Wafat, Penjaga Etika dan Nurani Pers Telah Pergi
Permintaan terhadap layanan komunikasi krisis, advokasi kebijakan, dan pelatihan juru bicara meningkat tajam.
Terlebih di tengah masyarakat yang makin kritis dan politisasi informasi yang sulit dikendalikan.
PR bukan lagi corong. Ia harus menjadi mata dan telinga institusi, sekaligus penjaga kepercayaan.
Konsolidasi, AI, dan Konten: Inovasi di Tengah Kompetisi Ketat
Dalam iklim penuh tekanan ini, banyak agensi PR memilih konsolidasi untuk bertahan.
Beberapa merger untuk mengurangi biaya operasional dan memperluas jaringan klien lintas sektor.
Namun, inovasi juga datang dari para pemain muda. Jasa pemetaan sentimen berbasis AI dan otomatisasi perencanaan narasi media.
Baca Juga:
Dugaan Korupsi Judi Online: Strategi Bertahan Budi Arie dalam Pusaran Sorotan Publik dan Hukum
Platform seperti TikTok, podcast, dan X (Twitter) bukan lagi opsi tambahan, melainkan kanal utama untuk menyentuh publik.
PR dituntut mahir membuat konten pendek, tajam, dan relevan lintas format.
Pergeseran ini tak hanya mengubah alat kerja, tapi juga struktur tim dan kompetensi talenta PR.
Di Antara Reputasi dan Propaganda: Etika Komunikasi yang Diuji
Meski teknologi dan kanal berkembang, satu tantangan tetap menghantui: etika.
Di tahun politik seperti sekarang, batas antara komunikasi strategis dan propaganda makin kabur.
Praktik ghost campaign atau shadow PR melonjak drastis. Banyak narasi dibungkus netral tapi sebenarnya pesanan.
Sejumlah agensi diam-diam mengelola akun buzzer, menyuplai konten untuk menyerang oposisi atau membela kebijakan tertentu.
Fenomena ini menggerus kepercayaan publik terhadap profesi PR, pembentukan lembaga etik independen dan mekanisme audit narasi komunikasi publik.
“Kalau tidak ada kontrol, PR justru akan jadi sumber kebisingan,” kata pengamat.
Peluang di Balik Ketidakpastian: Segmen Baru yang Tumbuh
Meski diterpa krisis, data Asosiasi Perusahaan PR Indonesia (APPRI) menunjukkan optimisme.
Pada kuartal pertama 2025, nilai industri PR tumbuh 8% dibanding tahun lalu, didorong sektor teknologi, energi terbarukan, dan UMKM digital.
Perusahaan rintisan banyak merekrut konsultan PR untuk meningkatkan kepercayaan investor dan mengelola komunikasi pengguna.
Pemerintah pun mulai membangun unit PR internal yang lebih profesional, dengan pendekatan berbasis data dan segmentasi publik.
Ini membuka pasar baru bagi agensi yang memahami dinamika birokrasi sekaligus logika narasi publik.
Sejumlah PR menjadi langganan lembaga negara dalam menyusun narasi kebijakan.
Menuju PR yang Tahan Banting, Berbasis Data, dan Menjaga Integritas
Ke depan, arah industri PR Indonesia akan ditentukan oleh tiga hal: adaptasi teknologi, penguatan kompetensi SDM, dan integritas etika.
Industri ini harus meninggalkan pendekatan basa-basi, dan berani menyusun komunikasi yang jujur, faktual, dan berpihak pada publik.
Investasi pada AI, pelatihan manajemen krisis, serta rekrutmen talenta digital adalah keniscayaan.
Namun lebih dari itu, PR harus menjadi penjaga kepercayaan.
Ia bukan sekadar kanal komunikasi, tapi benteng terakhir reputasi dan kredibilitas institusi.
Kuncinya adalah narasi yang membangun, bukan membungkam; menjelaskan, bukan menutupi.
Jika bisa dijaga, PR akan tetap relevan di tengah segala turbulensi zaman.***
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnisidn.com dan Koperasipost.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Persda.com dan Jazirahnews.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Heijakarta.com dan Hallopapua.com
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center